Rabu, 20 Januari 2016

TEORI PRODUKSI DAN BIAYA

Pengertian dan Periode Produksi dan Biaya

Ø  Teori Produksi
Teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara kuantitas produk dan faktor-faktorproduksi yang digunakan.  Sedangkan fungsi produksidinyatakan dalam bentuk  :
Q = f(K,L,T,N)
Fungsi produksi output dipengaruhi oleh faktor kapital (K), faktor tenaga kerja (L), teknologi (T), dan tanah (N).Jika faktor-faktor produksi selain tenaga kerja dianggap tetap /konstan maka fungsi produksi ouput dipengaruhi oleh faktor tenaga kerja saja.
Q = f(L)
Faktor–faktor produksi yang bersifat tetap disebut input tetap sedangkan faktor produksi yang berubah di sebut dengan faktor produksi variable.
Ø  Biaya Ekonomis
Biaya ekonomis adalah besarnya pengorbanan atas barang alternatif yang hilang dan tidak dapat diproduksi. Bila karyawan pabrik konveksi bekerja memproduksi baju maka pada waktu yang sama karyawan tersebut tidak dapat memproduksi celana. Biaya ekonomis dibagi menjadi dua yaitu biaya eksplisitdan biaya implisit. Biaya eksplisit berupa pembayaran-pembayaran perusahaan untuk menyewa tenaga kerja, mesin-mesin, jasa transportasi dan membeli bahan baku. Sedangkan biaya implisit merupakan biaya faktor produksi milik sendiri, seperti modal sendiri yang dipakai hingga tidak perlu membayar bunga modal.
Ø  Periode Produksi dan Biaya
Periode produksi dibedakan menjadi periode jangka pendek dan periode jangka panjang. Periode jangka pendek merupakan periode dimana perusahaan tidak mempunyai cukup waktu untuk mengubah kapasitas pabrik, namun dapat mengubah tingkat penggunaan input tertentu. Misalnya menambah atau mengurangi tenaga kerja. Sedangkan dalam periode jangka panjang, perusahaan dapat mengubah semua input termasuk kapasitas produk berupa mesin dan peralatan produksi lain.

Produksi dan Biaya Jangka Pendek
Ø  Periode Produksi dan Biaya Jangka Pendek
Produk marginal (marginal product = MP) yaitu tambahan output atau produk total akibat tambahan satu satuan tenaga kerja atau tambahan satu faktor produksi variable.
MP = d(TP)/d(L)
Produk rata-rata per tenaga kerja (average product = AP) merupakan pembagian produk total dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi.
AP = TP/L
Biaya total (total cost = TC) merupakan penjumlahan biaya variabel  total (TVC) dan biaya tetap total (TFC). Biaya variabel total (TVC) merupkan biaya yang berubah seiring perubahan output yang diproduksi. Misalnya pembayaran bahan baku, bahan bakar, tenaga kerja, dll. Sedangkan biaya tetap total (Total Fixed Cost = TFC) merupakan biaya yang tidak berubah karena perubahan output. Misalnya pembayaran sewa, penyusutan gedung dan peralatan-peralatan lain, premi asuransi, gaji manager puncak.  Biaya total atau total cost (TC) dirumuskan dengan
TC = TVC+TFC
Bila misalnya biaya tetap yang dikeluarkan oleh produsen adalah sebesar Rp. 300.000, dan biayavariabelnya 3Q+0,5Q.
Maka biaya totalnya (TC) = 300.000 + 3Q + 0,5Q.
Misalnya perusahaan memproduksi sebanyak 500 satuan maka biaya totalnya dapat kita hitung sebagai berikut:
TC = 300.000 + 3 (500) + 0,5 (250000)
            = 300.000 + 1500 + 125000
            = 426.500
Misalnya perusahaan tidak berproduksi maka biaya totalnya:
TC = 300.000+ 3 (0) + 0,5 (0)
            = 300.000
Biaya tetap rata-rata (AFC) merupakan pembagian biaya tetap total dengan kuantitas output yang bersangkutan (Q).
AFC = TFC/Q
Biaya variable rata-rata (AVC) merupakan pembagian biaya variable total dengan output yang bersangkutan.
AVC =TVC/Q
Kurva AVC berbentuk huruf U. Mula-mula kurva  AVC turun mencapai minimum  karena hanya memerlukan tambahan faktor produksi variable yang lebih sedikit untuk memproduksi setiap tambahan output dan kemudian kurva AVC naik karena ada Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun yang memerlukan semakin banyak pengunaan faktor-faktor produksivariable untuk memproduksi setiap satuan output tambahan.
Biaya total rata-rata yaitu pembagian biaya total (TC) dengan output total (Q). Biaya total rata-rata ini juga dapat diperoleh dengan menambahkan biaya tetap rata-rata (AFC) dengan biaya variable rata-rata (AVC).
AC= TC/Q = AFC + AVC
Dari soal diatas besarnya AC dapat dihitung.
AC = TC/Q
Kurva AC berbentuk huruf U yang terletak diatasnya kurva AVC. Jarak vertikal antara keduanya berupakan besarnya FC pada seiap tingkat output.
Biaya marjinal merupakan tambahan biaya yang diperlukan untuk memproduksi satu satuan output tambahan.
MC =  dTC/dQ
MC dari soal diatas sebesar:
Biaya totalnya (TC) = 300.000 + 3Q + 0,5Q.
MC =  dTC/dQ
MC= d(300.000 + 3Q + 0,5Q2)/dQ
MC = 3 + Q
Hubungan antara biaya marjinal dan produk marjinal
Bila produk marjinal naik maka biaya marjinal mengalami penurunan, dan bila produk marjinal turun maka biaya marjinal mengalami kenaikan pada penambahan dari penggunaan tenaga kerja. Kurva biaya marjinal berbentuk U sedangkan kurva produk marjinal berbentuk U terbalik. Kurva biaya marjinal mencapai titik minimum pada saat kurva produk marjinal mencapai maksimum.
Hubungan antara AVC, AC, dan MC
Kurva MC memotong kurva AVC dan AC pada titik minimum. Bila besarnya biaya marjinal (MC) lebih kecil dari biaya total rata-rata (AC) maka AC akan turun. Bila biaya marjinal (MC) lebih besar dari biaya total rata-rata (AC) maka AC akan naik.
  
Produksi dan Biaya Jangka Panjang
Ø  Periode Produksi dan Biaya Jangka Panjang
Pada periode produksi jangka panjang, perusahaan dapat mengubah kapasitas pabrik dengan menambah atau mengurangi kapasitas pabrik tersebut dan semua faktor produksi bersifat variable. Misalnya perusahaan hanya menggunakan dua faktor produksi berupa tenaga kerja dan kapital. Fungsi produksi perusahaan tersebut adalah:
Q = f(K,L)
Kurva isoproduk merupakan kurva yang menunjukkan kombinasi dua faktor produksi (kapital dan tenaga kerja) yang dapat digunakan untuk menghasilkan kuantitas output yang sama. Kurva isoproduk berlereng menurun dan berbentuk cekung ke arah titik asal.  Antara faktor produksi tenaga kerja dan kapital dapat saling menggantikan. Misalnya di pabrik tekstil, dalam menghasilkan output yang sama dapat menggunakan lebih banyak mesin-mesin untuk mengganti faktor produksi tenaga kerja.  Derajat subtitusi menurun (marginal rate of technical substitution = MRTS) dapat diukur dengan (∆L/∆K).
MRTSL,K =
MRTSL,K = derajat penggantian L oleh K, ∆L= perubahan L,  ∆K = perubahan K
Kurva isobiaya adalah kurva yang menunjukkan kombinasi faktor produksi yang dapat dibeli dengan tingkat pengeluaran tertentu. Kurva isobiaya berlereng menurun karena dengan sejumlah pengeluaran tertentu, bila kuantitas faktor produksi tenaga kerja yang dapat dibeli bertambah maka faktor produksi kapital yang dapat dibeli berkurang.
TC = (PK.K + PL. L)



  
Minimisasi Biaya Produksi atau Maksimisasi Output
Produsen meminimumkan biaya produksi pada tingkat output berapapun yang dapat dicapai bila kurva isobiaya menyinggung kurva isoproduk tertinggi. Perusahaan juga dapat memproduksi output maksimal pada tingkat biaya total tertentu.
Syarat keseimbangan produksi yang harus dipenuhi yaitu:
 MPL = produk marjinal faktor tenaga kerja (L), MPK = produk marjinal faktor tenaga kerja (L), MPx = produk marjinal faktor x;  PL,PK,Px = harga faktor produksi.
Bila setiap tingkat output sudah diproduksi dengan kombinasi faktor produksi dengan biaya minimum maka keseimbangn produksi telah tercapai. Jika titik-titik  keseimbangan dihubungkan maka akan diperoleh jalur perluasan produksi (expansion path).

sumber : http://ekonomilmu.blogspot.co.id/2013/01/teori-produksi-dan-biaya.html

Sabtu, 21 Maret 2015

Mr. R

Part 2
Sifat dan Karakternya

Sebenernya gue gak tau ya kenapa gue bisa falling in love sama si Mr. R ini.
Memang sih gue akui kalo dia itu ganteng, manis, gak banyak omong alias pendiam, baik, sayang sama ortu, pandai main futsal, pokoknya semua sifatnya tu sesuatu yang gue carii banget tau gak sii..itu menurut gue yaa. Jadi loe loe pada yang lagi baca ni artikel gak usah iri okey.. wkwkwkwk :D  
Becanda broo.. tapii semua yang gue bilang itu memang beneran kok,, Gue gak bohong. Gue suka sama dia tu juga karna karakter dan sifatnya itu..
Dia ganteng,, apalagi kalo pake baju warna biru ato gak warna hitam. Beuh.. hati gue langsung meleleh kayak lilin,, hhehe.. gue alay ya broo. Maaph ye kalo gue alay. Tapii inilah gue apa adanya bukan ada apanya..  J
Trus dia tu manis broo kalo lagii senyum manis bingo. Karna sangat manisnya, sampe sekarang gue masih ingat senyuman pertamanya buat gue waktu di mushola itu. Gue yakin kalo loe para cewek yang ngeliat dia, bakalan terpesona. Apalagi kalo ngeliat dia senyum, pasti meleleh deh loe pada.. tapi gue gak mau ya kalo loe pada naksir sama dia.. because he’s mine.. understand!!
Trus  gue itu yaa.. lebih suka orang yang pendiam tapi memiliki kemampuan daripada orang yang banyak omong tapii gak ada manfaatnya sama sekali. Sebenernya gue bilang dia pendiam tu bukan karna gue perhatiin dia suka diam,, bukan.. Gue tuu tau dari sahabatnya waktu SMP, yang ternyata temen gue waktu SD.  Jadi gue cari tau deh tentang dia melalui sahabatnya ini.. Tau gak sii, gue tu menemukan sahabatnya ini membutuhkan waktu yang lama setelah gue meneliti sekian lama facebooknya. Gue selalu mencari orang yang deket sama dia dan orang itu juga gue kenal. Setelah sekian lama mencari, akhirnya gue menemukan juga sahabatnya yang ternyata temen SD gue ini.. inisialnya itu A R..
Setelah gue tau nii orang ternyata sahabatnya, tanpa basa-basi  gue langsung memberikan berbagai pertanyaan ke A R. Dia pun sangat membantu gue. Dia dapat menjawab semua pertanyaan gue tentang sii Mr. R yang pengen banget gue tau..salah satunya dia bilang kalo sii Mr. R ini orangnya pendiam kalo di kelas.. gue gak tau kenapa dia bisa dibilang pendiam.. padahal waktu sholat di mushola itu kayaknya dia gak berhenti ngobrol sama temen-temennya deh..!! Tapii gue suka kok, jadinya kan dia gak genit sama cewek-cewek. Gak kayak cowok-cowok yang lain.. loe pada tau gak sii kalo gue ini juga pendiam kalo di kelas.. kalo dari cara gue menyampaikan kisah ini,, pasti loe pada gak percaya ya kan?? Tapii emang itu sifat gue kalo di kelas, beda kalo lagii di luar kelas sama sahabat-sahabat  gue.. hhihii :D
Trus sii Mr. R ini orangnya gak sombong loh broo.. buktinya aja walaupun dia udah pindah rumah ke mana-mana,, dia tetap main ke rumah gue.. tepatnya sii ke rumah temennya yang ada di deket rumah gue broo.. hhehee :D
gue seneng banget tauu karna gue gak susah-susah lagi buat nyari dia.. walalupun ketemu yang fullnya sii cuma sebulan dalam setahun,, yaitu bulan ramadhan..tapii waktu pemilu kemaren dia datang juga lhoo ke tempat pemilu yang ada di dekat rumah gue.. pas banget waktu itu gue bantuin nyokab gue di tempat registrasinya.. waktu tiba dia mau milih sih,, dia senyum-senyum gitu deh.. jangan-jangan di dalam hatinya udah bilang kalo dia udah milih gue sejak dulu..
hhehee..
maunya sih gituu :D

Hal yang paling gue seneng adalah saat si A R ini bilang kalo dia itu hebat main futsal. Gue seneng banget dengar hal itu, karna gue juga suka nonton bola.. apalagi kalo lagii musim bola, gue pasti sampe begadang nonton bola. Gue pengen banget rasanya nonton langsung di lapangan futsal. Pasti seru tuh teriak-teriak di sono.. hhahaa,, orang utan keless teriak-teriak ... wkwkwk :D tapii kira-kira dia pandai main gitar gak yaa.. soalnya gue seneng banget lihat cowok yang pandai main gitar. Apalagi kalo dia juga pandai nyanyi. Kan so sweet tuu kalo lagi di pantai main gitar sambil nyanyi..  jreeeengg.... J
Nah,,  sifatnya yang satu ini buat gue bangga banget... dia tu sayang banget sama ortunya.. gue paling seneng deh ngelihat cowok yang lebih pentingin orang tuanya dibanding orang lain.. kan jarang banget sii ada cowok kayak gitu. Kebanyakan cowok mah lebih pentingin hal-hal yang gak penting daripada ortunya sendiri.. gue seneng banget ngelihat dia sayang sama ortunya ^_^..  gue pernah lihat dia lagi bonceng nyokabnya.. trus gue langsung senyum-senyum sendiri deh ngelihatnya.. gak tau kenapa gue seneng banget.. jadi yaah begitu lah kira-kira gambaran tentang dia..

Waktu pun berjalan begitu cepat. Sampai akhirnya sudah pada malam ke 29 ramadhan,, dimana besoknya itu takbiran.. Pada waktu itu gue di mesjid buat khataman al-Qur’an sama jama’ah yang lainnya.. gue berharap sih dia juga ikut khataman bareng gue.. tapi harapan gue gak terkabul,, karna gue tau kalo gue lihat-lihat dia tu orangnya pemalu.. apalagi kalo sama cewek.. tapii itulah yang gue suka dari dia..  J 
mungkin kalo gue akrab sama dia kali yaa,, baru dia mau ngaji bareng gue.. hhahaa,, pede banget ya gue broo ^_^.. trus kalo gue lihat-lihat dia itu kayaknya gak suka merokok deh.. gak kayak cowok-cowok yang lainnya.. karna gue paling benci sama yang namanya asap,, apalagi asap rokok.. kalo ada orang yang lagi ngerokok di deket gue,, gue mah langsung pindah ato menghindar dari orang tersebut.. karna asapnya itu buat gue sesak napas tau gak.. mudah-mudahan aja yaa feeling gue ini bener kalo dia itu gak suka merokok dan gak pernah merokok..
oke.. sampe di sini dulu yaa kisahnya.. di lain waktu gue sambung lagi ceritanya..
jangan lupa tinggalkan komentar yaa.. :) 

Minggu, 22 Februari 2015

Mr. R

Part 1
Pertama Bertemu

sebenarnya saya juga bingung mau menceritakan apa di blog saya ini. jadi kemaren saya menggunakan artikel yg dibuat oleh agnes untuk mengisi kekosongan di blog saya..
mungkin kali ini saya akan menceritakan sedikit tentang kebahagiaan saya. seseorang yang membuat hidup saya lebih berarti.. yaitu Mr. R.. saya tidak akan memberitahukan siapa namanya.. saya hanya akan menyebutnya Mr. R.. yaah, meskipun dia adalah cowok yang cuek.. kata orang" sih, kalo cowok cuek itu biasanya hanya memperhatikan satu wanita yang dia sayangi aja.. katanya siih.. yaah, mudah"an aja beneran yaa.. kan saya juga senang.. tpii agaknya aneh yaa, kalo zaman sekarang masih bilang saya, kamu.. mending di ganti aja yaa.. jadi gue, loe.. gpp kaan?? oke.. kita lanjutin ceritanya... awal dari gue ketemu sama Mr. R ini agak jarang dialami sama yang lain.a, yaitu loe..loe.. pada. waktu itu,, gue ketemu sama si Mr. R ini waktu bulan ramadhan... tepatnya di mushola tmpat gue sholat tarawih..sebenernya awal ketemunya sih bukan waktu bulan ramadhan. soalnya waktu kecil kami sering main bareng gituu sama temen" yang lainnya.. tapii cerita yang satu ini lebih berarti buat gue,, karna dia satu"nya cowok yang teterp nomor satu di hati gue walaupun gue pernah suka sama cowok lain selain dia..
gini nii ceritanya..
awal mulanya,, gue iseng" aja siih nge add dia di fb..
gak tau kenapa besoknya waktu sholat tarawih tepatnya waktu ustadz lagi ceramah
kalo lagi ceramah kan penutup kain yang membatasi tempat sholat antara laki" dan perempuan di buka tuh. nah waktu itu dia sempet liat ke belakang sambil senyum" gituu,, tepatnya ke arah gue lagi duduk dengerin ceramah..
gue gak tau yaa dia itu sebenernya senyum sama siapa. waktu gue liat kebelakang sih semuanya ibuk",, gak mungkin kaan kalo dia senyum sama tuh ibuk",, hhihii ^_^...
nah..setelah sholat tarawih,, gue gak langsung pulang broo.. ngaji dulu doong biar jadi anak yang sholehah dan berbakti kepada kedua orang tua :D
selesai ngaji,, gue pulang ke rumah dan langsung buka fb..
setelah gue buka,, ternyata ada pemberitahuan kalo permintaan gue udah di terima sama sii Mr. R ini broo...
trus hati gue langsung berkata, "oohh, jadi dia senyum" tadi tu beneran ke gue?? cuma gara" gue add?"
gue langsung cengengesan sendiri kayak orang gila broo.. tapii walaupun begitu sebenernya gue seneng siih,, hhihii :D
keesokan harinya,, gue merasa kayak ada yang aneh gituu.. kayak ada yang merhati in gue gitu broo.. ntah itu cuma perasaan gue aja,, ntah memang iya ada yang diam" merhati in gue..
maklumin lah ya broo.. cewek emang kayak gituu... suka ke GR-an kerjaannya..
tapii kadang" ke GR-annya itu memang beneran lho.. jangan salah ya!!
nah.. semenjak kejadian itu,, gue GR lama-kelamaan dan akhirnya gue jatuh broo..
.
.
.
.
.
jatuh cintaa ^_^ sihiii..
pada waktu itu gue masih gak tau yaa,, cinta gue itu gimana ke dia..
ntah cinta sebagai temen ato cinta seperti sepasang merpatii...
ceilah sok iyye banget ya gue :D
kayaknya cinta gue waktu itu masih CINTA monyet deh,,
ntah darimana asal monyetnya,,, gue gak tau deh.. yang penting gue gak suka sama tu monyet...
oke broo,, ceritanya gue lanjutin kalo gue ada waktu luang lagii yee..
oiyye.. gue lupa ngasih tau kalo waktu itu kejadiannya bulan September tahun 2012
the firstime i'm falling in love ^_^

Rabu, 12 Maret 2014

I Love U 4_ever

Siang yang begitu melelahkan, hari ini keluargaku sibuk menata rumah dan mempersiapkan makan siang. Aku Putri anak ke-dua dari mama papa, aku punya kakak cowok yang super nyebelin, namanya kak Erik. Semua anggota keluarga sibuk dengan pekerjaanya masing-masing. Aku sendiri sedang membersihkan debu-debu dengan kemoceng. “uhuk..uhuk..” aku batuk-batuk setelah debu itu masuk kehidungku. “yee.. kenapa lo? Bengek?.” Kak Erik meledekku. “apaan sih kak? Aku itu alergi debu tau!”
“alergi??? Yaiyalah kalo debu masuk kehidung pasti batuk .”
“itu tau..ahh kak Erik nih.” Akupun memukul punggung kak Erik dengan kemoceng. Kami pun terlihat bercanda saat bersih-bersih.
“eh..eh.. kalian itu apaan sih. Udah jangan bercanda ah. Gak ada waktu lagi ini.” Mama tiba-tiba datang.
“iya mah iya..” kataku nurut.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1r6PdzlVeYxE4XlGipjya-sV3530ssBxRc8x_xCceugBYSyBps-X-GGGBfQUxsg23ydfmQqkcgI8gVOxpHKSS64qAIVypI-HHTB6E2peNoHpdX5dl8VGK-h4E5mu4I1xGwSOvnzwzIuw/s400/Cerpen+Bersamamu+.jpg
I Love You Forever
Setelah semua beres, aku pun langsung bertanya dengan mama.
“ma, emang ada apa sih? Kok kita beres-beres rumahnya mendadak.”
“nanti itu ada tamu sayang.” Jawab mama.
“memangnya tamu itu spesial ya mah..” tanyaku lagi.
“hm.. spesial gak ya..” papa tiba-tiba menyahut dari belakang.
“ih.. papa, aku serius nih” gerutu aku.
“sudah kamu ganti pakaian gih sekarang, habis itu langsung turun ya.” Perintah mama.
“iya mah.” Tanpa membantah perintah mama, Aku langsung naik keatas, untuk ganti pakaian.

Setelah aku ganti pakaian aku langsung turun, aku mengenakan atasan putih trendy masa kini yang lebih casual dengan celana jeans hitam tanggung yang biasa kupakai. Dan nampaknya tamu itu telah datang. Aku pun segera menyapa tamu itu. Mama dan papa pun menyuruh aku untuk segera menyantap makan siang bersama tamu itu. Aku memerhatikan satu per satu tamunya, nampaknya satu keluarga.
“selamat menikmati makan siang ini, semoga aja suka.” Mama berkata setelah semua siap untuk menyantapnya.
“sebelumnya, kenalin dulu.. mereka ini anakku.” Mama tersenyum ramah kepada tante Murni dan om Andi juga anaknya, mereka semua adalah tamu hari ini.
“kenalin tante aku Erik, ini adikku, Putri.” Kak Erik langsung bersalaman kepada mereka, disusul aku.
“ohh.. cantik dan tampan ya. Tante juga mau kenalin, ini anak tante, Rizal ayo salaman!” tante Murni menyuruhnya.
“Om , tante, saya Rizal.” Rizal pun bersalaman dengan mama, papa, aku dan kak Erik.

Perkenalan pun usai, makan siang pun telah disantap. Kini saatnya mereka untuk mengobrol dan berbincang-bincang di halaman belakang. Aku pun pergi dari tempat itu, lalu aku keluar, bergegas kedepan teras. Gimana mau betah? Orang yang dibicarain juga masalah pertemuan yang udah lamaaa bangettt mereka tak berjumpa, apalagi waktu itu aku masih belum ada. Sesaat setelah aku keluar, rasanya aku ingin ke kamar mandi. Lalu aku masuk kedalam rumah. Tapiiii... ‘brakk...’
“aww.. ahhh!!!” aku ditabrak Rizal yang sedang membawa minuman soda berwarna merah. Sehingga minuman itu tumpah dibajuku yang berwarna putih.
“ups! Maaf..maaf.. gak sengaja.” Rizalpun segera membersihkan bajuku dengan tisu.
“ahh.. apaan sih?” aku melepaskan tangannya yg sedang mengelap bajuku.
“udah terlanjur.. gak bisa bersih lagi lah. Lagian lo baru disini juga udah buat ulah. Aneh-aneh aja lo!” akupun langsung naik keatas dan pergi meninggalkan Rizal yang masih ada di depan ruang tamu.
Setelah kejadian itu, aku gak keluar-keluar dari kamar. Tetapi, mama memanggilku. Mau nggak mau aku harus turun kebawah. Dengan perasaan kesal aku turun tangga namun dengan wajah tersenyum. Walau senyumku palsu!
“sini dong sayang.. kamu kenapa sih dari tadi diatas mulu. Ada tamu juga. sekarang mereka udh mau pulang.” Ucap mama yang menghampiriku.
lalu aku berjabat tangan dengan om dan tante, tapi tidak dengan Rizal. Memang, aku masih bete sama dia.
Setelah 2 hari kejadian itu berlangsung..

Aku pulang sekolah...
“assalamualaikum.. mamaa” ucap aku yg tiba-tiba membuka pintu dan tak kusangka ada tante Murni dan Rizaall!!! Appaaa?? Owhh tidak!! Ketemu cowok yang super nyebelin dengan gayanya yang sok sok-an itu.
aku pun langsung bersalaman dengan tante Murni. Lalu aku segera naik keatas untuk ganti baju. Tanpa bersalam sapa dengan Rizal, anak tante Murni. Setelah beberapa saat, aku turun. Dan aku melihat tidak ada siapa-siapa di ruang tamu. Memangnya pada kemana ya tamunya? Tanyaku dalam hati. Tak berpikir lama aku segera ke depan teras, namun yang kulihat hanyalah Rizal yang sedang duduk didepan teras. Aku tak menghiraukannya, lalu aku segera berlalu dari tempat itu, namun baru berbelok arah sedikit Rizal memanggilku.
“Putri.. tunggu!!” panggil Rizal yang mengetahui kehadiranku.
“apa lagi?” dengan tampang jutek aku melirik ke arah dia yang sedang berdiri dari tempat duduknya.
“oh iya kejadian yang kemaren, gue minta maaf ya” . aku mendengus kesal, si Rizal masih aja inget kejadian itu. Tau nggak sih? Gue kesel itu karna baju putih kesayangan gue yang baru beli jadi kotor dan gak bisa dipake lagi. Huh
L padahal itu baju model trendy masa kini.
“maafin gue ya” ucap Rizal lagi. Aku diam. Tapi aku tak bisa apa-apa untuk melawan.
“huh yaudah iya.” Ucapku dengan nada jengkel.
“maafnya nggak ikhlas nih!” sahut Rizal.
“ehh kata siapa gue ikh..ikhlaas kok.” Ucap aku sedikit gagap.
“dari nadanya aja ketauan.” Lirik Rizal dengan gayanya yang sok meyakinkan.

Emang nyebelin yah tuh anak. Tau aja kalau gue masih belum ikhlas. Tapi, buat apa ya gue terusin. Harusnya gue gak boleh begini, gue harus ikhlas dong. Aku pun melirik dia dengan ucapanku yang meyakinkan.
“oke.. gue ikhlas. Udah lupain aja kejadian itu.” Jawab aku tenang.
“serius. Kalau perlu gue ganti deh baju lo” Ucap rizal yang sekarang ada dihadapanku.
“ngg..nggak usah.” Aku menolaknya.
“yakin?”
“iya yakin”
“kalau gitu senyum dulu dong.” Pinta Rizal sambil tertawa.
“ih.. apaan sih. Nih gue senyum. Puaasss??” jawab aku sambil menunjukan senyumanku.
“nah.. gitu kan jadi manis.” Ledek Rizal.

Akupun hanya tertawa mendengar ledekan Rizal itu. Dia bisa bikin gue tersenyum. Tapi aku tak memikirkan hal itu. Kini hubungan aku dan Rizal berjalan biasa saja. Sesaat kejadian itu, aku yang baru keluar mengambil minuman, melihat Rizal sedang memainkan gitar. Hmm.. ternyata ia pandai juga memainkannya. Siswa SMA kelas 2 tersebut dengan lembut memainkan gitar dan suaranya pun tak kalah dengan musisi papan atas Indonesia.
“kenapa lo nggak jadi penyanyi aja?” tiba-tiba aku datang membawa 2 cangkir minuman ke ruang tamu.
“hm.. gue udah bikin band kecil-kecilan kok, tapi gue masih sibuk sekolah.” Jawab Rizal.
“oohh.. bagus.” Aku mengangguk tersenyum.
“lo mau gue nyanyiin lagu apa?” Rizal menawarkan aku.
“eh.. boleh? Hm.. kalau gitu apa aja deh.”
Rizal pun memainkan gitar dan menyanyikan sebuah lagu. Tapi kenapa lagu itu romantis ya kedengarannya. Aku hanya tersenyum. Tapi apa arti senyumku ini? Apakah senang? Bahagia? Atau bangga? Aku nggak tau kenapa tiba-tiba aku jadi respect kalau dekat Rizal.

Beberapa bulan kemudian...
Aku merasa kesepian, apa karna ini aku sedang menjomblo ya? Mungkin sih? Tapi aku bahagia. Aku masih membayangkan sosok Rizal yang ternyata tidak seburuk yang aku kira. Aku begitu menyesal waktu itu pernah membencinya. Kini aku begitu merindunya. Hah? Perasaan apa ini? Tiba-tiba datang menghampiriku. Pertemuan dengannya waktu itu membuat aku terus memikirkannya. Tiba-tiba......
‘tok-tok-tok....’ suara pintu membuyarkan lamunanku. Aku terhenyak, lalu aku bangkit membuka pintu. ‘ckrreeekk’...
“Rizal!!!!” aku kaget.
“Putri.. apa kabar?” Rizal datang kerumah dengan membawa gitar yang sedang dipegangnya.
“g..gue baik. lo kesini sendiri?” tanya aku.
“iya gue sendiri.”
“hm.. kalau gitu masuk aja.” Ajak aku.

Aku dan Rizal pun masuk, lalu pergi ke halaman belakang. Aku membawakannya minuman, lalu aku duduk. Ia pun sedang asik memainkan gitarnya. Lalu kami berbincang-bincang.
“hmm.. ada apa lo kesini? Tumbennya ?” ucapku memulai perbincangan.
“gak tau. gue bete aja dirumah. Jadi gue kesini.” Jawab Rizal tenang.
“haha emangnya ada apa sama rumah gue? Emang bisa bikin bete lo ilang apa?” ledek aku.
“hahaha gak tau yaa kenapa?” Rizal pun tertawa.
“oh ya tapi gue kesini punya alasan lho!” lanjut Rizal.
“alasan apa?” tanyaku penasaran.
“karna gue mau kasih sesuatu ke lo.” Tiba-tiba Rizal berubah menjadi lebih lembut.
“apa itu?” tanyaku lagi makin penasaran.
“gue mau persembahkan lagu ini ke lo.” Lalu Rizal menyanyikan lagu dengan lantunan gitar dan dengan nada yang romantis.. lalu Rizal berkata...
“Putri... gue suka sama lo. Mau nggak kamu jadi pacar aku?”
‘ DERRRRR!!!!’ bagaikan suara tembakan yang menggelegar ditelingaku. A..a..akuu.. terharu. Akupun tak menyangka bila Rizal akan berkata seperti itu. Jujur, aku senang mendengarnya. Namun aku belum siap untuk menjawabnya.
“maaf.. mungkin bagimu ini mendadak. Tapi aku telah memutuskan semua ini lama. Aku mulai merasa sangat nyaman bila berada didekatmu. Namun apakah salah aku berkata seprti ini kekamu?” tiba-tiba Rizal berkata dengan lembutnya, bahkan dia mengucapkan kata aku dan kamu. Romantis,..
“tapi..?”
“tapi apa?, jawab yaa, mau nggak kamu jadi pacar aku?”
aduuhh.. gimana yaa? Gimana nii? Aku bingung? Bagiku ini sih terlalu cepat. Tapi... aku gak mau nyia-nyiain kesempatan ini. Lagipula, kan aku lagi jomblo. Dan aku merasa kesepian. Siapa tau aja dia bisa menghibur aku. Apa aku terima aja ya? Aku coba terima deh...
“aa..a..aku aku mau” akupun menjawabnya, dan tiba-tiba Rizal meraih tanganku dan menggenggamnya dengan erat. Aku hanya tersenyum.

Kini rasa bahagia menyelimuti hatiku, aku bagaikan tertiup angin semilir yang membawa cinta diudara. Badanku gemetar, hatiku tak sanggup menahan kuasa cintanya. Ternyata, aku mulai membayangkan sosok yang ada dihadapanku ini. Kini aku akan melewati hari-hariku dengannya. Jantung ini tak berhenti berdegup kencang. Menandakan bahwa cintaku ada didekat sini. Rasa itu?? Tak akan pernah berhenti hingga ku lewati hari-hariku terus bersamanya. Semakin hari.. semakin sayang.., makin berganti bulan , makin mesra pula. Aku yang akan duduk di bangku SMA kelas 1, menyambut hari bahagianya Rizal yang kini telah lulus SMA dan sudah mulai kuliah. Aku merasa senang. Meskipun beda usia. Bukan berarti cinta kita berbeda. Aku menyayanginya begitu tulus. Sehingga, tak kusangka aku sudah melewati 2 tahun lamanya kita berpacaran. Aku dan Rizal pun tak menyangka. Kita yang slalu jarang bertemu. Karna Rizal, sosok yang tengah sibuk akan bandnya. Kuliahnya kini, dan sering pulang-pergi keluar kota karna kontrak tertentu. Walau aku menjalani cinta long distance relation-ship ,aku tetap bahagia. Sampai sekarang hubungan kita baik-baik aja. 

Sampai pada waktunya cinta kita dipertemukan pada akhir desember.
“aku bete..! eh Rizal lagi ada di TL nih!” aku yang bete didalam kamar, membuka handphone dan mengecek twitter, melihat ada Rizal yang lagi on twiit sekarang. Wajahku pun berseri-seri.
“tapi ini siapa yah? Kok ada akun cewek lain yg berinteraksi sama dia.” Aku bertanya dalam hati. Tapi aku tak mempermasalahkan itu. Ya, aku sedang senang, karna hari ini Rizal ada di Jakarta. Akupun ingin memberi surprise ke dia. Tak berpikir panjang aku segera ganti baju dan berangkat kerumahnya dengan diantar supir pribadiku. Sepanjang perjalanan, aku mulai berfikir. Mengapa Rizal tak mengabariku kalau dia ada di Jakarta sekarang. Tapi kenapa dia malah update status di twitter, dan mentionan sama orang lain. Bahkan itu adalah cewek lain. Aku mulai curiga, tapi dalam hati kecilku aku harus berfikir positif. Sesampainya didepan gerbang rumah Rizal. Aku masuk dan megetuk pintu rumah Rizal.
“Putrii??!!” sapa tante Murni, setelah membukakan pintu itu.
“iya tante, saya kesini mau cari Rizal tan, Rizalnya ada?” tanya aku langsung tanpa basa-basi.
“Rizalnya baru aja pergi. Memangnya ada apa?”
“eng.enggak kok tan. Cuma pengen ketemu aja. Hm.. Rizalnya pergi kemana ya tan, kalo boleh tau?”
“Rizal sih biasanya pergi ke studionya.” Jelas tante Murni.
“yaudah deh, oh ya nih tan ada kue buatan mama. Silahkan dicoba ya tante.” Aku memberikan sekotak kue untuk tante Murni, yang aku persiapkan sebelum berangkat.
“makasih ya Putri, pasti ini enak.”
“sama-sama tante, aku pergi dulu ya.” Akupun langsung pamit. Lalu segera pergi ke studio dimana Rizal berada. Sesampainya aku disana, aku langsung memasuki ruangan yang ada dalam studio itu. Rasanya nyaman. Ruangannya pun sepi. Tapi inikan baru dilantai bawah. Aku segera naik keatas dilantai 2 biasa Rizal dkk berlatih vokal dan musik. Suara alunan musik pop sudah terdengar, menandakan memang ada yang berlatih disitu. Tak kelak suara Rizal yang mengalir melankholis. Aku semakin bersemangat menaiki tangga demi tangga. Ketika sampai akupun disambut oleh kawan-kawan Rizal yang sedang berlatih, ada Ando di drum, Madi di gitar 1, Raka di gitar 2, dan Indra di bass. Mereka sangat senang dengan kehadiranku ini. Apalagi Rizal yang langsung menyambutku dengan sebuah pelukan. Rasanya bahagia banget... tapiii?? Ketika berada didalam pelukan Rizal aku melihat seseorang yang duduk disudut sofa. Cantik. Siapakah dia? 
Aku mulai penasaran. Segera kulepas pelukan Rizal. Dan menatapnya.
“Rizal, itu siapa?” tanyakku dengan lembut.
“ohh ini.. kenalin dia partner kerjaku, Vika.” Tunjuk Rizal dengan senyuman ramah pada Vika.
Vika? Tunggu tunggu? Kayaknya pernah kukenal namanya. Dimana ya? Oh? Hampir aja lupa? Kini aku ingat. Dia Vika. Yang sempat aku lihat namanya terpampang di TimeLine. Tapi...
“ayo kenalan!!” ajak Rizal yang menggandengku kearah Vika.
“hey kenalin, aku Vika.” Ujar cewek itu yang segera beranjak dari sofanya, dan ternyata selain dia cantik, dia juga tinggi... aku pun merasa terlihat pendek. Ya, maklum aku kan masih dalam masa-masa pertumbuhan anak SMA. Wajar aja kalau tinggi tubuhkan tak kurang dari 160 cm.
“aku Putri.” Akupun menerima jabat tangannya dengan senyuman yang penuh tanda tanya. Mengapa tanda tanya? Karna aku masih penasaran hubungan Vika dengan Rizal. Mengapa dia berdua nongol di TL? Seberapa sibuknya Rizal sampai sempat membalas tweet Vika dibanding aku yang juga udah berkali-kali menanyakan kabarnya lewat twitter. Satupun belum ada yang dia balas. Tapi.. aku masih penasaran apasih yang dia bicarain di TL. Akupun segera menyandarkan tubuhku ke sofa. Rizal yang sedari tadi memperhatikan tingkahku hanya tersenyum jahil kepadaku. Akupun sedikit meliriknya. Tetapi tidak menghiraukannya. Merekapun akhirnya melanjutkan latihannya. Lalu akupun sibuk dengan urusanku sendiri. Kuraih handphone-ku yang berada dalam saku. Kubuka twitter, lalu...???!!! apa??!! Apa yang aku lihat barusan. Tidak mungkin seorang partner ada hubungan spesial seperti ini. Kulirik Rizal dan Vika bergantian, namun sesaat aku menengok kearah Vika, ada tatapan yang begitu mendalam ke Rizal. Kenapa dia menatap seperti itu? Apa jangan-jangan dia suka? Kulihat lagi Rizal yang masih fokus pada vokalnya itu. Lalu kupalingkan padanganku pada layar yang terpampang pada twitterku kali ini.
iyaa sama2 Vika Sayang {} RT @Vika21 oke makasih ya Rizal kece ;;) RT @Rizal_pradana sip ditunggu ya hari ini ;)

Aku terdiam. Wajahku tak bergerak, bola mataku hanya fokus pada layar kecil yang ada ditanganku. Aku memperhatikan kata demi kata. Mengapa Rizal bisa bilang sayang ke orang lain selain aku. Aku menatap Rizal dalam. Bingung. Hanya itu yang aku lihat dari kejauhan. Rizal yang masih terlihat fokus pada latihannya sama sekali tidak melihat kearahku. Tapi tak apa. Sehingga dia tidak melihatku yang nampak curiga. Aku juga tidak ingin seperti ini. Tapi...
“Rizal aku pulang dulu ya..!” kuraih tas kecilku dan beranjak dari sofa lalu berjalan menuju tangga yang membawaku turun dari lantai 2.
“Putri!! Tunggu!!” Rizal pun memanggil-manggil namaku tapi aku tak menghiraukannya. Kulihat dia sedang berlari mengejarku yang sudah turun ke lantai bawah. Aku terus berjalan cepat, ketika aku ingin membuka pintu keluar. Rizal langsung meraih tanganku, dan menarikku kedalam.
“Putri kamu kenapa sayang? Kenapa tiba-tiba kamu pergi, ada apa?” Rizal menatapku heran. Aku bingung. Entah harus apa yang aku katakan.
“aa-a-aku.. aku gak kenapa-napa, aku Cuma pengen pulang aja.” Aku tergagap, karna bingung harus jawab apa.
“kamu yakin gak kenapa-napa. Aku lihat muka kamu tiba-tiba beda sayang. Kamu kenapa?” tanya Rizal lagi yang masih belum percaya.
“aku.. aku mau pulang!” aku menaikan alis dan sedikit keras mengeluarkan suara.
“yaudah aku antar yaa..” Rizal langsung memeluk aku, dia mengelus bahuku. Aku hanya diam dalam pelukan. Aku nggak sanggup. Aku nggak sanggup bila harus kehilangan Rizal. Rizal begitu sayang sama aku. Nggak mungkin kalau dia mengkhianati aku. Aku harus positif thingking. Karna siapa tau, analisa aku salah.
“nggak usah. Aku bisa pulang sendiri. Lagipula, kamu belum selesai kan latihannya?” aku melepaskan pelukan Rizal dan menatapnya.
“aku bisa lanjutin nanti kok latihannya. Yang penting aku mau antar kamu pulang dulu.” Ujar Rizal seraya membelai pipi mulusku. Dia menatapku begitu dalam. Aku bisa merasakannya. Saat ini aku bisa mendengar detak jantungnya untukku. Kutatap dia penuh cahaya. Aku bisa meraih lehernya, sekarang dia begitu dekat denganku. Sebuah jarak bisa diukur dengan jari. Aku memejamkan mata, kurasakan denyut jantungku terasa lebih cepat. Bibirku mulai gemetar, bisa kurasakan ada yang ingin menyentuhku saat ini. Kunikmati itu semua. Namun, kurasa cukup lama. Aku tak mau mengganggunya latihan, pikirku.
“yaudah, yuk pulang!” ucapku setelah melewati masa berumanku tadi.

Rizal mengangguk senang. Dia tersenyum. Manis sekali. Kusejajari langkahku bersama pacarku ini. Aku menggandengnya selama di perjalanan menuju parkiran. Tak hayal, canda tawa kita lalui sama-sama. Kagum. Dia begitu ceria. Sehingga, semuanya berlalu begitu cepat.
“nggak nyangka, udah nyampe rumah aja” ucapku dalam canda setelah sampai didepan gerbang rumahku.
“hahaha.. bilang aja kamu masih pengen sama aku, ya kan?” ledek Rizal sambil menarik hidungku yang gak terlalu mancung, tapi gak pesek.
“udah ah, sakit tau.”
“apa kamu masih mau aku temenin seharian ini, kan kita udah 2 bulan gak ketemu.” Sahut Rizal. Serius nampaknya.
“aku... hm... tapi gimana dengan latihanmu? Kasihan anak-anak pasti nunggu kamu disana.” Tak kalah seriusnya dengan Rizal.
“yee.. itu tau. Berarti kamu ngerti ya, kamu emang pacarku yang paliinngg ngertiin aku deh.” Ledek Rizal yang tiba-tiba berubah jadi nggak serius lagi. Dengan tampang yang nyebelin, sambil mencolek daguku yang hampir aja bikin aku kaget.
“oohh.. ternyata kamu gituu yaa.. yaudah deh sana-sana gih latihan.” Ucapku pura-pura marah, lalu keluar dari mobil dan menutupnya agak keras. Sepertinya Rizal kaget, hehehe. Dengan muka yang masih ditekuk aku melangkahkan kaki menuju pintu. Tapi tanganku seketika ditarik dari belakang. Aku menoleh. Tak lain adalah Rizal. Dia masih belum pergi.
“apa lagii??? Bukannya sekarang harus latihan ya.” Ujarku jengkel.
“tapi aku masih kangen sama kamu, apalagi kalau kamu lagi cemberut, makin manis dilihat.”
“apa kamu bilang?? Uhh,,” aku menggertak rahangku, membuat Rizal agak mundur.
“udah udah.. kamu jangan marah dong sayang. Maaf ya aku bikin kamu jengkel terus.”
“yaudah sana. Aku mau masuk dulu.” Aku membalikan tubuhku kearah pintu.
“tunggu sayang, ada yang ketiggalan?”
“apa?” setelah aku menoleh, tiba-tiba kecupan mendarat tepat dikeningku. Aku tersipu malu. Disaat saat seperti ini, Rizal masih aja ya ngelakuin ini. Dimana udah 2 bulan lebih aku nggak mendapatkan kecupan seperti yang biasa dilakukan Rizal.
“aku sayang kamu. Jangan lupa nanti kamu aku telfon ya.. aku ingin denger suara kamu yang cempreng itu. Aku tunggu ya sayang.” Ucap Rizal lembut seraya membelai rambutku yang lurus sebahu.
“iya sayang, pasti.” Aku tersenyum bahagia. Bahagia sekali.
“oh ya, aku tahu kenapa kamu tadi buru-buru minta pulang.” Tanya Rizal tiba-tiba.
“kenapa?”
“pasti kamu cemburu ya lihat Vika tadi.”
“e..enggak kok. Apa sih yang aku cemburuin. Lagi dia bukan siapa-siapa kamu kan?”
“jelas bukan lah, dia Cuma partner kerja aku sekarang. Tapi sebelumnyaa....”
“sebelumnya apa?” tanyaku jadi penasaran.
“sebelumnya dia sempet jadi teman dekatku beberapa tahun lalu. Tapi kan sekarang aku udah jadi milik kamu, nggak mungkin dong aku berpaling ke dia. Walaupun dia kelihatannya masih suka sama aku.” Rizal menjelaskan. Aku hanya diam. Terpaku.
“ja..jadi dia suka sama kamu.?”
“iyaa.. tapi itu dulu sayang, sekarang gak tau deh yang sebenarnya. Udah kamu jangan dipikirin lagi ya”
“tapi..tapi tadi kenapa kamu bilang sayang sama dia di akun twitter?”
“ohh.. itu. Ehh gapapa kok, Cuma mau ngasih penghargaan aja sama dia. Dia udah mau bantuin aku nyusun jadwal manggung aku yang bentrok, terus dia juga yang atur latihan kita. Udah itu aja kok sayang, kamu cemburu yaa...” jelas Rizal sambil meledekku.
“eng..enggak kok, awas yaa kalau kamu ada apa-apa sama dia.”
“tuh kann.. ketahuan nih kalau cemburu. Gapapa kok sayang, cemburu itu tanda cinta.”
“iya deh sayang iya, iyaa cembuuru sama kamu, karna aku sayang dan cintaaa sama kamu. Udahkan sayang puass??!” aku mendelik kesal. Walau hanya pura-pura. Dalam hati aku tersenyum bahagia.
“haha.. kamu nih slalu bikin aku tertawa, yaudah aku balik dulu ke studio ya? Nanti aku telfon kamu. Bye sayang, jangan lupa makan ya?!” ucap Rizal seraya jalan menuju ke gerbang.
“oke.. kamu hati-hati ya sayang” tak kalah aku juga memberi perhatian pada Rizal.
“siipp. I Love You.”
“I Love You too”

Betapa bahagianya aku saat ini. Sempat aku berpikiran yang aneh-aneh terhadap Rizal. Aku mengira dia mengkhianati aku. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala ketika berpikiran seperti itu. Wajar aja, karna aku sangat sayang sama kamu. Aku merebahkan tubuhku diatas ranjang, ketika sudah sampai dikamar. Mengambil pigura yang terletak di meja, tak jauh dari ranjangku. Aku membayangkan sosok itu. Rizal yang aku sayangi saat ini. Sampai kapanpun. Dia selalu membuatku bahagia. Kupeluk pigura bersama sosok itu dalam dekapan. Kupejamkan mataku, kubayangkan lagi masa-masa terindah dalam hidupku. Berwarna, ketika bersama dia. Intinya, kita berkomitmen saling menjaga perasaan masing-masing. 


Membuat hubungan ini akan selamanya berjalan. Menuai asa cinta yang sesungguhnya. Melayang jauh aku kemasa-masa yang akan datang. Hanya satu, aku hanya ingin bersamanya nanti. Menjadi yang terbaik, untuk hidupnya dan untuk hidupku. Tuhan.. jaga cintaku ini. Jangan sampai pergi, karna aku hanya mencintai ciptaanmu yang satu ini. Sungguh aku sangat menyayanginya. Hening. Akupun terlelap dalam angan, dan bayangan.

The End

by : Agnes